Kiat Gemar Membaca Buku Ala Ayatullah Ali Khamene'i
Ada sejumlah nasihat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei terkait urgensi buku dan budaya membaca setiap kali mengunjungi Pameran Buku Internasional Tehran.
Membaca Buku Harus Menjadi Kebiasaan
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei seusai mengunjungi Pameran Buku Internasional Tehran Ke-3 pada 9 Mei 1990 dalam sebuah wawancaranya mengatakan, "Membaca buku harus menjadi budaya kita. Kita harus membiasakan anak-anak membaca buku sejak kecil. Biarkan mereka membaca buku apa saja yang diinginkannya. Saat senggang seperti hari Jumat pastikan di hari itu ada kesempatan untuk membaca buku. Pastikan juga di musim panas saat liburan sekolah para remaja dan pemuda membaca buku. Biarkan mereka menentukan sendiri buku apa yang ingin dibaca hingga akhir. Orang-orang yang memiliki pekerjaan sehari-hari seperti para pegawai kantor, buruh, pedagang dan atau petani saat tiba di rumah hendaknya menyisihkan sebagian waktunya untuk membaca buku.
Bayangkan berapa banyak buku yang dapat dibaca selama setengah jam! Saya pribadi sempat menghabiskan buku 20 jilid atau lebih dengan menyisihkan waktu setiap harinya 10, 20 dan 45 menit.
Baca Buku Rutinitas Sebelum Tidur
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei pada 16 Mei 1999 saat mengunjungi Pameran Buku Internasional Tehran mengatakan, "Semua anggota keluarga kami tanpa terkecuali setiap malam pasti tertidur dalam keadaan membaca buku. Saya sendiri juga demikian. Bukan di pertengahan membaca kemudian saya tertidur, tapi saya membaca supaya mengantuk. Setelah itu saya meletakkan buku lalu beranjak tidur. Seluruh anggota keluarga kami ketika hendak tidur pasti ada buku di sisi mereka. Menurut saya setiap keluarga Iran hendaknya melakukan hal yang seperti ini. Saya sangat berharap setiap orang tua membiasakan anak-anaknya sejak awal dengan buku, bahkan anak-anak sejak kecil sudah harus akrab dengan buku.
Baca Buku Bahkan di Bus
Pada 11 Mei 1996 di Pameran Buku Internasional Tehran beliau mengatakan, "Saya sangat berharap masyarakat yang waktunya hilang begitu saja, seperti di bus, taksi, kendaraan pribadi dan di ruang-ruang tunggu semisal di ruang tunggu dokter. Semestinya mereka dapat menghabiskannya dengan membaca buku. Oleh karena itu, setiap orang harus punya persiapan buku saku mereka. Saat duduk di bus, mereka bisa menghabiskan waktunya dengan membaca hingga sampai ke tempat tujuan. Ketika tiba di tujuan, halaman yang dibaca ditandai untuk kemudian dilanjutkan di waktu lain.
Saya pribadi menamatkan membaca beberapa jilid buku tebal di bus. Hal itu terjadi sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran. Waktu saya punya kerjaan yang memaksa untuk bolak-balik Tehran-Mashad. Kondisi dalam bus pada waktu itu sangat menganggu penumpang. Saya berusaha untuk memandang terus ke bawah dan satu-satunya pekerjaan yang paling tepat adalah membaca buku. Sejam saya menghabiskan waktu di bus dengan membaca buku dan tidak ada waktu yang terbuang. Tempat kosong di bus biasanya ada setelah sejam, terkadang juga kurang dari itu. Tapi bagaimanapun juga setiap jam yang terlewatkan tidak begitu terasa buat saya karena waktu kosong saya terisi dengan membaca buku.
Baca buku Saat TV Tayangkan Iklan
"Terkadang kalian menyaksikan seseorang yang duduk di depan televisi menanti sebuah tayangan film. Saat itu televisi menayangkan iklan dan terkadang iklan sedemikian lamanya selama tayangan film itu hingga 20 menit. Mengapa orang harus menanti tanpa ada yang dilakukan selama 20 menit? Semestinya ada sebuah buku di tangan dan dimanfaatkan untuk membacanya selama 20 menit. Bila masyarakat kita punya kebiasaan memanfaatkan waktu kosongnya untuk membaca buku, masyarakat kita akan sangat maju, begitu juga budaya negara ini.
sumber:http://indonesian.irib.ir dengan perubahan judul.
sungguh dengan adanya wacana diatas saya merasa bodh sekali jika saya tidak pernah membaca dan membuka buku.
Sabtu, 10 Juli 2010
Langganan:
Postingan (Atom)