Sabtu, 10 Juli 2010

Cerita Inspiratif

Kiat Gemar Membaca Buku Ala Ayatullah Ali Khamene'i





Ada sejumlah nasihat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar ‎Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei terkait urgensi buku dan budaya ‎membaca setiap kali mengunjungi Pameran Buku Internasional Tehran.‎



Membaca Buku Harus Menjadi Kebiasaan
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei seusai mengunjungi Pameran Buku ‎Internasional Tehran Ke-3 pada 9 Mei 1990 dalam sebuah wawancaranya ‎mengatakan, "Membaca buku harus menjadi budaya kita. Kita harus ‎membiasakan anak-anak membaca buku sejak kecil. Biarkan mereka ‎membaca buku apa saja yang diinginkannya. Saat senggang seperti hari ‎Jumat pastikan di hari itu ada kesempatan untuk membaca buku. Pastikan ‎juga di musim panas saat liburan sekolah para remaja dan pemuda membaca ‎buku. Biarkan mereka menentukan sendiri buku apa yang ingin dibaca hingga ‎akhir. Orang-orang yang memiliki pekerjaan sehari-hari seperti para pegawai ‎kantor, buruh, pedagang dan atau petani saat tiba di rumah hendaknya ‎menyisihkan sebagian waktunya untuk membaca buku.‎
Bayangkan berapa banyak buku yang dapat dibaca selama setengah jam! ‎Saya pribadi sempat menghabiskan buku 20 jilid atau lebih dengan ‎menyisihkan waktu setiap harinya 10, 20 dan 45 menit.‎


Baca Buku Rutinitas Sebelum Tidur
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei pada 16 Mei 1999 saat mengunjungi Pameran ‎Buku Internasional Tehran mengatakan, "Semua anggota keluarga kami ‎tanpa terkecuali setiap malam pasti tertidur dalam keadaan membaca buku. ‎Saya sendiri juga demikian. Bukan di pertengahan membaca kemudian saya ‎tertidur, tapi saya membaca supaya mengantuk. Setelah itu saya meletakkan ‎buku lalu beranjak tidur. Seluruh anggota keluarga kami ketika hendak tidur ‎pasti ada buku di sisi mereka. Menurut saya setiap keluarga Iran hendaknya ‎melakukan hal yang seperti ini. Saya sangat berharap setiap orang tua ‎membiasakan anak-anaknya sejak awal dengan buku, bahkan anak-anak ‎sejak kecil sudah harus akrab dengan buku.‎


Baca Buku Bahkan di Bus
Pada 11 Mei 1996 di ‎Pameran Buku Internasional Tehran beliau mengatakan, "Saya sangat ‎berharap masyarakat yang waktunya hilang begitu saja, seperti di bus, taksi, ‎kendaraan pribadi dan di ruang-ruang tunggu semisal di ruang tunggu dokter. ‎Semestinya mereka dapat menghabiskannya dengan membaca buku. Oleh ‎karena itu, setiap orang harus punya persiapan buku saku mereka. Saat ‎duduk di bus, mereka bisa menghabiskan waktunya dengan membaca hingga ‎sampai ke tempat tujuan. Ketika tiba di tujuan, halaman yang dibaca ditandai ‎untuk kemudian dilanjutkan di waktu lain.‎
Saya pribadi menamatkan membaca beberapa jilid buku tebal di bus. Hal itu ‎terjadi sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran. Waktu saya punya kerjaan ‎yang memaksa untuk bolak-balik Tehran-Mashad. Kondisi dalam bus pada ‎waktu itu sangat menganggu penumpang. Saya berusaha untuk memandang ‎terus ke bawah dan satu-satunya pekerjaan yang paling tepat adalah ‎membaca buku. Sejam saya menghabiskan waktu di bus dengan membaca ‎buku dan tidak ada waktu yang terbuang. Tempat kosong di bus biasanya ada ‎setelah sejam, terkadang juga kurang dari itu. Tapi bagaimanapun juga setiap ‎jam yang terlewatkan tidak begitu terasa buat saya karena waktu kosong saya ‎terisi dengan membaca buku.‎

Baca buku Saat TV Tayangkan Iklan
"Terkadang kalian menyaksikan seseorang yang duduk di depan televisi ‎menanti sebuah tayangan film. Saat itu televisi menayangkan iklan dan ‎terkadang iklan sedemikian lamanya selama tayangan film itu hingga 20 ‎menit. Mengapa orang harus menanti tanpa ada yang dilakukan selama 20 ‎menit? Semestinya ada sebuah buku di tangan dan dimanfaatkan untuk ‎membacanya selama 20 menit. Bila masyarakat kita punya kebiasaan ‎memanfaatkan waktu kosongnya untuk membaca buku, masyarakat kita akan ‎sangat maju, begitu juga budaya negara ini.

sumber:http://indonesian.irib.ir dengan perubahan judul.

sungguh dengan adanya wacana diatas saya merasa bodh sekali jika saya tidak pernah membaca dan membuka buku.