Rabu, 23 Desember 2009

Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Kaldun

Riwayat singkat Ibnu Khaldun

Nama sebenarnya Ibnu Khaldun adalah Muhamad bin Muhammad bin Hasan bin Jabir bin Muhamad bin Ibrohim bin Abdurrahman Abu Zaid Walliudin Ibn khaldun. Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada tanggal 27 Mei bulan Ramadhan 732 H/1332M.Ibnu Khaldun keturunan Arab tulen. Nenek moyangnya berasal dari Yaman. Beliau dikenal dengan nama Ibnu Khaldun diambil dari pada nama datuknya yaitu Khalid bin Usman yang dikenali dengan nama Khaldun dan keluarga mereka digelari dengan sebutan Bani Khaldun
Keluarganya adalah Cendikiawan yang terhormat yang berjaya menghasilkan jabatan ilmiyah dan pemerintahannya.Ayahnya Abu Abdullah Muhammad seorang ahli politik. Latar belakang keluargalah yang menentukan dalam perkembangan pemikirannya sehingga ia mewarisi tradisi intelektual dalam dirinya dan masa ketika ia hidup yang ditandai dengan jatuh bangunnya dinasti – dinasti islam, terutama dinasti Umayah dan Abassiyah memberikan kerangka berfikir, teori – teori ilmu sosial dan ilmu filsafatnya.Ibnu Khaldun adalah pengarang buku penting dalam warisan bangsa arab yang berjudul Al – Muqodamah kelebihan buku ini terutama terutama terletak pada bagian yang khusus mengulas tentang Afrika utara yang sejarah dan kondisi sosialnya dia uraikan dengan amat menakjubkan.




1. Tujuan Pendidikan
Ibnu khaldun Berpendapat bahwa “ Pendidikan atau Ilmu dan mengajar merupakan suatu kepastian dalam membangun masyarakat ( manusia )” . Hal ini dapat terlihat pada pandangannya mengenai tujuan pendidikan, yaitu:

• Menyiapkan seseorang dari segi keagamaan, yaitu dengan mengajarkan syair-syair agama menurut al-Qur’an dan Hadits Nabi sebab dengan jalan itu potensi iman itu diperkuat, sebagaimana dengan potensi-potensi lain yang jika kita mendarah daging, maka ia seakan-akan menjadi fithrah
• Menyiapkan seseorang dari segi akhlak. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikatakan Muhammad AR., bahwa hakekat pendidikan menurut Islam sesungguhnya adalah menumbuhkan dan membentuk kepribadian manusia yang sempurna melalui budi luhur dan akhlak mulia.
• Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial.
• Menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan. Ditegaskannya tentang pentingnya pekerjaan sepanjang umur manusia, sedang pengajaran atau pendidikan menurutnya termasuk di antara ketrampilan-ketrampilan itu.
• Menyiapkan seseorang dari segi pemikiran, sebab dengan pemikiran seseorang dapat memegang berbagai pekerjaan atau ketrampilan tertentu.
• Menyiapkan seseorang dari segi kesenian, di sini termasuk musik, syair, khat, seni bina dan lain-lain.

2. Kurikulum Pendidikan
Pengertian kurikulum pada masa Ibnu Khaldun masih terbatas pada maklumat-maklumat dan pengetahuan yang dikemukakan oleh guru atau sekolah dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas atau dalam bentuk kitab-kitab tradisional yang tertentu, yang dikaji oleh murid dalam tiap tahap pendidikan.
Menurut Ibnu Khaldun, ada tiga katagori kurikulum yang perlu diajarkan kepada peserta didik.
• Kurikulum yang merupakan alat bantu pemahaman.
Kurikulum ini mencakup Ilmu Bahasa, Ilmu Nahwu, Ilmu Balaghoh, dan syair.
• Kurikulum Skunder
yaitu pelajaran yang menjadi pendukung untuk memahami islam.
Kurikulum ini meliputi ilmu – ilmu falsafi seperti logika, fisika, metafisika dan matematika.
• Kurikulum Primer
Yaitu pelajaran yang menjadi inti ajaran. Kurikulum ini meliputi semua bidang Al-Ulum, Al-Naqliyah, seperti tafsir, hadist, ilmu Qira’at, Ilmu Ushul Fiqih dan fiqih, Ilmu kalam, tasawuf, dan lain – lain .
Selain itu Ibnu khaldun berpendapat bahwa Al-Quran adalah ilmu yang bertama kali yang harus diajarkan kepada anak, karena mengajarkan Al-Quran kepada anak termasuk syariat islam yang dipegang teguh oleh para ahli agama dan dijunjung tinggi oleh setiap negara islam . Tujuan pengajaran Al-Quran yang telah ditanamkan pada masa anak – anak masih mudah karena otak si anak masih jernih sehingga akan menjadi pegangan hidupnya dan memperkuat imam.

3. Metode Pendidikan
Pengajaran ragam keilmuan hanya akan berguna bila dilapukan secara gra dual ( sedikit demi sedikit ) yaitu melalui tahap :
Pertama – tama pendidik hendaknya memberikan permasalahan – permasalahan pokok yang bersifat umum pada tiap babnya dengan memperhatikan kemampuan akal dan kesiapan anak didik untuk menerima dan memahami pelajaran tersebut.apabila pembahasan itu telah dipahami, maka pendidik membahasnya secara lebih detail dan terperinci sehingga peserta didik dapat memahami seluruhnya dengan segala seluk beluk permasalahnya. Kemudian pendidik membahas semua permasalahan bagaimana pun sulitnya agar anak didik memperoleh pemahaman yang sempurna, untuk itu apabila pembahasan yang pokok itu belum dicapai dengan baik, mereka harus diulangi kembali hingga dikuasai benar – benar .
Didalam penerapan tahap mengajar diatas Ibnu khaldun menerapkan :
• Metode Diskusi
Karena anak didik telah terlibat dalam mendidik dirinya sendiri untuk mengasah otak, melatih berbicara, kebiasaan berfikir dan percaya diri.
• Metode Peragaan
Metode ini ialah proses pengajaran lebih efektif sehinga materi lebih cepat dipahami .
Dalam hubungannya, mengajarkan ilmu kepada anak didik, Ibnu Khaldun mengajurkan agar para pendidik dalam menyampaikan pengetahuannya dengan metode :
• Kasih sayang dan lemah lembut.
• Metode yang memperhatikan kondisi peserta didik, baik psikis maupun fisik.

4. Pendidik
Mendidik adalah salah satu pekerjaan yang memerlukan keahlian. Oleh karena itu seorang pendidik menurut Ibnu Khaldun diperlukan beberapa kualifikasi tertentu, diantaranya :
• Seorang Pendidik harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang pekerjaan tangan dan pekerjaan akal peserta didik. Karena kemampuan dan kesanggupan peserta didik untuk memahami materi itu bersifat bertahap sedikit demi sedikit oleh karena itu pendidik harus menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan tahap – tahap perkembangan peserta didik.
• Dalam kegiatan mengajarnya pendidik tidak boleh mencampurandukan berbagai materi pelajaran. Karena dapat menimbulkan kebingungan, tak sanggup memahami semua dan membuat oak jemu yang lebih parah akhirnya putus asa dan meninggalkan ilmu tersebut.
• Tidak membenarkan tindakan guru yang keras kepada muridnya. Karena hal itu akan merusak akhlak anak didik dan prilaku sosial .

5. Subyek Didik
Peserta didik adalah sebagai yang belajar atau seorang anak yang perlu bimbingan. Sehingga melalui proses pendidikan subyek didik dituntut mengembangkan segala potensi yang Allah SWT anugrahkan kepada. Peserta didik dituntut aktif dan kreatif dalam setiap proses belajarnya sehingga dengan kreativitas yang telah dimiliki dapat mengembangkan diri dan potensinya

6. Lingkungan Pendidikan
Barangsiapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman, maksudnya barangsiapa tidak memperoleh tata krama yang dibutuhkan sehubungan pergaulan bersama melalui orang tua mereka yang mencakup guru-guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka, maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengajarkannya.



7. Pendapat Ibnu Khaldun mengenai Hukuman
Ibnu Khaldun anti dengan menggunakan kekerasan dan kekerasaan dalam pendidikan anak – anak dan beliau berkata : siapa yang biasa di didik dengan kekerasaan diantara siswa – siswa atau pembantu – pembantudan pelayaan – pelayan, ia akan selalu dipengearuhi oleh kekerasan, akan selalu merasa sempit hati akan menyebabkan ia berdusta serta melapukan hal – hal yang buruk karena takut akan mengajarkan dia menipu dan berbohong, sehingga sifat – sifat ini menjadi suatu kebiasaan dan suatu tingkah laku peserta didik yang nantinya akan membawa peserta didik kearah yang tidak bagus (sifat buruk) karena suatu hal yang sudah diajarkan oleh pendidik pasti akan dilaksanakan atau akan dianut oleh para peserta didik,dirasa oleh peserta didik adalah suatu ilmu yang sedang diberikan oleh seorang guru jika hal demikian masih saja terjadi (pendidikan dengan kekerasan ) maka hancurlah arti sebuah kemanusiaan yang telah melekat pada dirinya sejak lahir .selanjutnya jika keadaan membalik maksudnya dalam sebuah pengajaran seorang pendidik harus memukul peserta , maka pukulan tersebut tidak boleh lebih dari tiga kali .sebuah pukulan itu harus diniati dengan sebuah pelajaran dan sebuah didikan, bukan karena ada suatu hal yang lain.


c. Penutup
Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh yang menaruh perhatian besar terhadap pendidikan. Konsep pendidikan yang dikemukakan sangat dipengaruhi oleh pandangannya terhadap manusia sebagai mahluk yang harus di didik sehingga dengan pendidikan seseoang tetap dapat hidup bermasyarakat dengan baik.
Dari segi metode, materi dan kurikulum yang dicanangkan dalam sistem dan pantas untuk dikaji dan dicermati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar